(Diterjemahkan dari buku The Tales of Beedle the Bard karya J.K. Rowling)
1. PENIHIR DAN KUALI YANG MELOMPAT
Dahulu kala
hiduplah seorang penyihir tua yang baik, menggunakan sihir hanya untuk menolong
tetangga. Ia tidak pernah mengungkapkan memiliki ilmu sihir tetapi menjelaskan
bahwa ramuan, mantra, dan obat-obatan yang dimilikinya tersedia berkat sebuah
kuali kecil yang disebut kuali keberuntungan. Orang-orang berdatangan dari
berbagai penjuru dan dengan senang hati penyihir tersebut menolong.
Penyihir tua disayangi banyak orang
sampai akhirnya meninggal karena umur. Sebelum meninggal ia memberikan warisan
kuali tersebut kepada anak semata wayang. Anak laki-laki itu memiliki pemikiran
yang berbeda dengan sang ayah. Menurutnya, mereka yang tidak memiliki kemampuan
sihir merupakan orang-orang tidak berguna dan penyihir muda sering bertengkar
dengan sang ayah karena kebiasaannya memberikan pertolongan kepada para
tetangga.
Setelah kematian ayahnya, penyihir
muda menemukan sebuah bungkusan disembunyikan dalam kuali kecil. Ia membukanya,
sambil berharap didalamnya terdapat emas, tetapi yang ditemukan hanya sebuah
sandal tebal, terlalu kecil untuk dikenakan, dan tanpa pasangan. Pada sandal
terdapat tulisan yang diukir berbunyi, “Sangat berharap, anak ku, semoga kau
tidak memerlukannya.”
Sang anak mengutuk pola pikir
ayahnya, sandal dilempar kedalam kuali, dan akan menggunakan kuali tersebut
sebagai tempat sampah. Pada suatu malam seorang petani wanita mengetuk pintu.
“Cucu perempuanku menderita karena
sebuah kutil, tuan.” ujarnya,”Ayah mu biasa mencampur ramuan khusus didalam
kuali tua …”
“Pergi!” teriak si anak, “Siapa yang
peduli pada kutil?”
Kemudian ia membanting pintu tepat
diwajah wanita tua.
Pada saat yang bersamaan terdengar
gemerincing dan suara memelas terdengar dari arah dapur. Penyihir muda mengacungkan
tongkat sihirnya dan membuka pintu dapur, ia melihat dengan takjub, pada bagian
bawah kuali tua warisan ayahnya muncul sebuah kaki dari kuningan dan
melompat-lompat di tengah ruangan, menimbulkan suara gaduh. Dengan penuh
keingintahuan penyihir muda mencoba mendekati namun dengan cepat mundur ketika
melihat seluruh permukaan kuali ditutupi oleh kutil.
“Benda yang menjijikan!” ia
berteriak, sambil mencoba menghilangkan kuali, kemudian membersihkan kuali, dan
akhirnya memaksanya keluar dari rumah. Namun tidak satupun mantra yang
diucapkanya bekerja, bahkan ia tidak mampu menghambat kuali tersebut
berlompat-lompat mengejarnya sampai keluar dapur. Kuali terus mengikuti sampai
ke ruang tidur, bergemerincing dan menimbulkan suara keras setiap menyentuh lantai
yang terbuat dari kayu.
Penyihir muda tidak dapat tidur
semalaman karena suara yang ditimbulkan kuali. Pada pagi harinya kuali mengejar
sampai meja makan. Ting, ting, ting … bunyi keluar dari kaki kuningan yang
bertumbukan dengan lantai, penyihir muda belum mulai menyantap bubur, tiba-tiba
terdengar pintu diketuk.
Seorang kakek berdiri di pintu
masuk.
“Keledai saya, tuan,” ujarnya.
“Hilang atau di curi, tolonglah
tanpa keledai saya tidak dapat mengangkut barang-barang kepasar, dan kami akan
kelaparan nanti malam ..”
“… dan saya lapar sekarang!” bentak
penyihir muda, kemudian seperti sebelumnya ia membanting pintu didepan sang
kakek.
Ting, ting, ting, kuali dengan satu
kaki dari kuningan melompat-lompat diatas lantai, kali ini diikuti gabungan
ringkikan keledai dam erangan orang kelaparan yang berasal dari dalam kuali.
“Tetap ditempat, diam!” pekik
penyihir muda, tetapi tidak ada kekuatan sihir yang mampu membuat kuali
berhenti. Benda tersebut terus besuara dan melompat-lompat mengikuti sang
penyihir, dimanapun dan kapanpun.
Malam telah tiba, terdengar ketukan
ketiga, disana berdiri seorang wanita sambil menangis tersedu-sedu terlihat
sedih sekali.
“Bayi saya sakit sangat parah,”
ujarnya. “Sudilah kiranya tuan menolong kami. Ayah tuan berpesan seandainya kami
mendapat kesulitan …”
Tanpa menunggu wanita tersebut
menyelesaikan kalimatnya penyihir muda tersebut membanting pintu keras-keras.
Tak lama kemudian kuali kesakitan
dan penuh berisi air mata. Tumpah kelantai setiap melompat-lompat, terdengar
ringkikan keledai, erangan orang kelaparan, dan tumbuh kutil disekujur kuali.
Sekalipun tidak ada satupun penduduk
yang datang mencari bantuan kepada penyihir muda sampai akhir minggu, kuali
selalu memberikan informasi jika ada penduduk yang sakit. Hari-hari berikutnya
suara-suara yang keluar dari kuali makin bertambah seperti suara orang batuk,
tangisan bayi, gonggongan anjing, memuntahkan keju basi, menumpahkan susu dan
keluar siput-siput yang kelaparan.
Penyihir muda tidak dapat tidur
maupun makan dengan kuali disampingnya, tetapi benda tersebut menolak untuk
pergi dan tidak dapat diperintah untuk diam.
Sampai akhirnya penyihir muda tidak
tahan lagi dan berteriak, “Kemarilah, ceritakan semua masalah dan kesulitan
yang dihadapi.”
Ia berlari di malam gelap menuju desa,
dengan kuali melompat-lompat dibelakangnya. “Kemarilah! Saya akan mencoba
menyembuhkan anda semua dan memperbaiki segala yang telah rusak! Saya memiliki
kuali warisan ayah saya, dan saya akan membuat anda semua baik kembali!”
Dengan kuali berlari dibelakangnya
ia terus berlari dijalan-jalan desa, mengucapkan mantra kesemua penjuru.
Didalam rumah gadis kecil, kutilnya lenyap dan tetap tertidur pulas. Keledai
muncul kembali dikandangnya, bayi yang sakit kembali sehat. Pada setiap rumah
yang terdapat orang sakit dan kemalangan, penyihir muda melakukan hal terbaik
yang dia bisa, dan secara bertahap kuali disampingnya berhenti bersuara,
menjadi bersih dan mengkilap.
“Bagaimana kuali?” tanya penyihir
muda saat matahari mulai terbit diufuk timur. Kuali memuntahkan sandal warisan
penyihir tua kemudian kaki kuningan memakainya. Bersama mereka kembali ke rumah
penyihir muda, suara kaki kuali tidak sekeras sebelumnya.
Sejak hari itu, penyihir muda mulai
menolong penduduk desa seperti yang telah dilakukan ayahnya selama
bertahun-tahun. Kuali warisan seperti sudah mengerti dan tidak pernah
melompat-lompat kembali.
(penterjemahan ini dilakukan tanpa seizin
penulis maupun penerbitnya dan tanpa tujuan komersil, jika ada
pihak-pihak yang keberatan dengan terjemahan ini dapat menghubungi
andy_hatman@yahoo.com kemudian selanjutnya kami akan menonaktifkan tulisan ini)
Thanks to : andy_hatma@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar